Jumat, 10 Agustus 2012

[Fanfic] Not Easy To Be Happy Part.1


Ni,,FF pertama q. . .mian low ini FF gaje bgt dah. . .kekeke. . .
Sebelumnya uda pernah di post di akun FB q sihh..


Tittle    : Not Easy To Be  Happy
Author : Wi NurRin
Part     : 1/2
Genre  : Romance, Family
Cast    : Member FT ISLAND (Jonghun,Hongki,Jaejin,Minhwan,Seunghyun)
             And other cast

Happy Reading,,


          Hari telah larut malam, seorang wanita yang sedang mengandung terus berjalan demi menemukan sebuah alamat. sekian lama mencari, akhirnya dia temukan.
          "apa benar ini rumahnya? ku harap begitu." batin wanita muda itu.
lalu wanita muda yang diketahui bernama Lee Chaeyun ini pun bertemu orang yang sedari tadi ingin ditemuinya.
          " Hyunsuk-ssi, ada yang ingin aku bicarakan padamu?" ujar Chaeyun gugup.
          "Ya-siapa kau ini,hah? Siapa wanita ini yeobo?" bentak sang istri yang tak suka melihat wanita itu berada dirumahnya.
          "Aku tak tahu yeobo. Aku tak mengenalnya" jawab Hyunsuk.
          "Hyunsuk-ssi, mengapa kau berkata demikian? aku kemari hanya ingin menuntut tanggung jawabmu setelah apa yang kau lakukan padaku di bar malam itu."Chaeyun pun terisak.
          "Apa yang kau bicarakan,hah? pergi kau dari rumahku, dan ingat jangan coba-coba kau mengganggu keluarga ku!" usir Hyunsuk.
Setelah diusir dan tidak dianggap sama sekali ole pria yang menghamilinya itu,lalu Chaeyun pun pergi.
          "Mengapa kau begitu Hyunsuk? Oh Tuhan,aku harus bagaimana? Bagaimana dengan anak yang ada didalam rahimku ini." batin Chaeyun.
Tiba-taba Chaeyun merasakan sakit yang luar biasa lalu darah pun keluar seketika Chaeyun ambruk.

*****

          "Ayo terus,terus,kau pasti kuat nona." ucapdokter semangat.
          "Aaaaarrrggghhh. . . aku sudah tak sanggup lagi ."
          "Jangan menyerah nona, sebentar lagi ya sebentar lagi. . . .
lalu seorang bayi laki-laki cantik itu pun lahir ke dunia.
          "Nona, bayi anda seorang laki-laki." ujar dokter.
          "Tuan dokter, maukah anda berjanji untuk merawat anak ini. Sayangilah anak ini seperti anak anda sendiri. Kumohon." pinta Chaeyu dengan terbata-bata.
Tanpa diduga Chaeyun pun pergi untuk selamanya karena pendarahan yang hebat.

*****

10 tahun kemudian. . .

         "Ya-hyung,ayo main!!" Ujar anak laki-laki yang bernama Hongki,sambil menarik baju hyungnya itu.
         "Sireo, Hongki-ah. Kau tak melihat hyung mu ini lagi apa,hah?" ucap Jonghun ,laki-laki yang dipanggil hyungnya itu.
         "Araseo hyung, nanti setelah selesai mengerjakan tugas itu ,main dengan ku ya? ya, ya, ya" rayu Hongki manja.
         "Ne,Hongki-ah,sudah sanah kau main sendiri dulu dikamarmu"
         "Araseo hyumg" jawab hongki sambil berlalu ke kamarnya.

*****

Jonghun pov
         "aissh,gara-gara anak itu aku jadi tak konsen untuk belajar" runtuk Jonghun.
         "ahh,kenapa ku jadi sangat lapar, cari makan dulu sepertinya lebih baik."
akupun berlalu dari kamarku menuju ke dapur.
         "Asik, masih ada kue buatan eomma. Hmmmm,,yummy."
akupun bergegas kembali ke kamar melanjutkan acara ku dengan setumpuk tugas sekolah.Sebelum sampai ke kamar ku aku tak sengaja mendengar perbincangan orant tuaku.
         "Yeobo, apa kau tak sebaiknya katakan pada Hongki sekarang? Bagaimana pun juga dia harus tahu yang sebenarnya kalau dia bukan anak kandung kita."
         "Jangan dulu yeobo, tunggu sampai Hongki dewasa. walau begitu juga kan kita telah diberi amanat untuk menjaga dan menyayanginya seperti anak kandung kita. Sudahlah jangan bahas ini lagi, aku sudah terlalu lelah setelah seharian di rumah sakit."
         "Mwo? apa aku tak salah dengar? Hongki yang selalu bersamaku selama ini ternyata bukan adik kandungku." batin Jonghun.
         "Apa ini benar? ahh,eotteokae?
End pov

*****

         "Ya- apa kau tak dengar aku? ooh,kau ini benar-benar buat aku emosi." bentak Seunhgyun.
         "Hei, jawab, apa kau tak bisa bicara hah?" ucapnya lagi kali ini membuat seisi kelas memperhatikan mereka.
         "Aku tanya sekali lagi, kau ini kan yang kemarin jalan dengan adikku? JAWAAABB!!!" bentak Seunghyun yang kali ini lebih lebih keras.
         "Ne" ucap Hongki lirih bahkan hampir tak terdengar.
         "Ya- kau ini siapa barani jalan dengan adikku. Kau itu seharusnya bercermin,punya cermin tak, di toilet ada cermin atau mungkin mau bercermin dengan tanganku? Iya mau pakai tanganku??" ucap Seunghyun sembari mengoyak-oyak muka Hongki dengan tangannya.
         "Denar bocah bodoh, kau itu cuma anak dokter rendahan, punya mobil tak? punya uang tak? Beraninya jalan dengan adikku. awas kau lakukan ini lagi." ancam Seunghyun pada Hongki.
         "Kajja" seru Seunghyun yang berlalu dengan genknya.

Hongki pov

Tanpa terasa aku meneteskan air mata. Sungguh sakit mendengarkan kata-katanya tadi.
          "Hongki-ah"
Seketika aku menoleh ke asal suara itu.
          "ya-gwaenchana? Mianhe tadi aku tak menolongmu."
          "Gweanchana Jaeji-ah" jawabku lemas.
          "Sekali lagi mianhe, karena aku tak punya keberanian pula untuk berurusan dengan Seunghyun sunbae."
Kulihat wajah Jaejin yang merasa bersalah karena tak membelaku.
          "hhmmmm,Hongki-ah sebaiknya kau jangan berurusan lagi dengan Seunghyun sunbae."
          "Begitukah menurutmu??"ucapku
          "Ne,kau sendiri kan tahu kalau sudah berkali-kali berurusan dengan Seunghyun bisa-bisa setiap hari, eh bukan setiap jam, eh salah setiap menit bahkan setiap detik itu seperti di neraka rasanya." kata Jaejin menakutiku
          "Keurae, mungkin aku memang tak seharusnya berurusan dengannya lagi."
Jaejin pun mengangguk. Tapi tiba-tiba Jaejin tersenyum penasaran.
          "Hongki-ah, tapi apa benar kau jalan dengan Eunjun kemarin?" ucap Jaejin sambil tersenyum nakal.
          "Kalau iya memang kenapa?"
          "Ya, apa kau menyukainya??" Iyakan kau menyukainya? Jujur saja."
          "Ya- kau ini berkata apa, aku sama sekali tak mengerti perkataanmu itu." jawabku gugup.
Tapi sepertinya memang Jaejin tak bisa dibohongi dia masih terus mengorek sehingga aku harus jujur padanya.
          "Kau mengaku sajalah Hongki,wajahmu itu sudah merah sedari tadi aku membicarakan Eunjun." Jaejin masih saja berusaha mengorek sesuatu dari pikiran ku.
          "Sebenarnya iya,Hhhmmmmm,,tapi sedikit."Ucapku malu-malu sembari senyum.
          "hahahaha. .sudah kuduga ternyata temanku ini masih normal."ucapnya yang diikuti dengan tawanya lagi.
          "aiish,apa kau bilang?" kataku sembari memukul kepalanya.
Plaaaaakkkkkkk
          "auuuuwwwww,"erangnya

end pov
*****

Jonghun pov

          "Wonbin-ah, ada hal yang ingin aku bicarakan padamu."
Seketika dia menoleh padaku.
          "Mwo??"tanyanya
          "Nanti saja sepulang sekolah." jawabku singkat
Ring ding dong Ring ding dong ding digiding digiding ding ding ding Bel sekolah berakhir. Buru-buru aku mengemasi barang-barangku. Belum selesai aku berkemas,tiba-tiba Seunghyun cs menghampiriku.
          "Ya- Jonghun, bilang ke adikmu ya. jangan pernah mendekati Eunjun lagi, apa lagi berani mengajaknya jalan. Aku sebagai oppanya Eunjun tak rela lihat adikku bersama dengan Hongki,Kecamkan itu." ucap Seunghyun
          "Ya- kenapa kau tak bicara saja dengannya. aku bukan asisten Hongki." balasku
          "Tanpa kau suruhpun, tadi aku sudah mengancamnya. Tapi dia malah diam saja. Benar-benar aku seperti bicara dengan patung jika bicara dengannya ,huh,dan kau. Kau sebagai kakaknya juga mengajari adikmu itu,hah?? awas kau." ancam Senghyun lagi-lagi.
           "Sudah bicaranya?? Kajja Wonbin." ucapku
           "ne?" jawab Seunghyun tak mengerti
Aku berlalu bersama Wonbin. Lelah sudah mendengar ocehan Seunghyun tadi, bisa-bisanya dia menyuruhku untuk menasehati Hongki.
          "Memang Hongki siapa aku? Dia juga bukan adikku. Dia itu cuma numpang di rumahku dari kecil."runtuk ku dalam hati
          "Jonghun-ah,sebenarnya apa yang akan kau bicarakan?" kata Wonbin membuyarkan lamunanku
          "Wonbin,temani aku jalan-jalan saja yuk? Aku malas pulang kerumah."
          "Waeyo,ada masalah apa?"tanyanya
          "ani,ku bosan saja dirumah. Bocah itu selalu berisik, aku pusing dibuatnya," eluhku
          "Bocah? Maksudmu adikmu itu?"
          "Ya- berapa kali aku bilang. Dia itu bukan adikku, tak ada hubungan darah denganku." bentakku
          "Jonghun,jangan begitu, bagaimana pun dia adikmu."
          "Adikku? Adikku katamu??? ingat Wonbin dia bukan adkku. Bukan adikku." kataku dengan nada tinggi
Akupun pergi meninggalkan Wonbin dengan kesal. Samar-samar ku dengar dia memanggil namaku.
          "Aku benci Hongki. aku benci. Dia, Dia bukan adikku. Bukan. Bukan. Aaaarrrrggghhhh. . . ." teriakku frustasi

end pov

*****
Wonbin pov

Aku masih tak mengerti kenapa Jonghun bersikap seperti itu pada Hongki. Walaupan Hongki bukan adik kandung Jonghun setidaknya dia tidak perlu begitu membencinya. Apa salahnya sih mancoba menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri. Dasar Jonghun pabbo,kalau aku jadi dia maka aku akan menyayangi Hongki sama seperti aku menyayangi Minhwan. Kakak sayang dengan adiknya. Tanpa terasa aku sudah berjalan sampai ke rumahku. Seperti biasa rumah yang begitu besar ini terlihat sepi seperti tak ada kehidupan. Percuma saja memiliki orang tua tapi tak pernah mengurusi anaknya, orang tua macam apa itu? Egois. Ah..ku lelah,segera ku langkahkan kakiku menuju ke kamar. Samar-samar ku dengar bunyi drum dari ruangan lain. aku tahu itu pasti Minhwan adikku yang manis dan imut yang sedang memainkannya.
          "Hyung sudah pulang?" tanyanya
          "Ne"jawabku singkat
          "owh,minan kau sudah makan? aku lapar,ayo kita makan"ajakku
          "Ayo hyung. Hari ini Nn.Song masak ayam goreng. Sebenarnya aku sudah lapar dari tadi tapi aku menahan laparku dulu."
          "Waeyo?"
          "Ah itu karena aku ingin makan bersama dengan hyung. Aku malas jika makan sendiri."
Kami memang selalu berdua dari kecil, orang tua kami terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk mengurusi anak-anaknya. Maka dari itu aku sangat syang pada Minhwan.
end pov

Hongki pov

Kulihat Jonhun hyung pulang larut malm lagi, sebenarnya apa yang dia lakukan sepulamg sekolah tadi. Seperti biasa kulihat appa dan eomma begitu marah karena kelakuannya. Akupun memberanikan diri untuk bertanya tapi bukan jawaban yang kudapat yang ada malah bentakan Jonghun hyung. Rasanya sakit sekali setiap ku dengar dia membentaku. Tanpa terasa air mataku mulai membasahi pipi. Bukan aku yang cengeng tapi tak tahu kenapa ku sedih melihat sikapnya berubah.
          "Kenapa Jonghun hyung begitu? Kenapa?" pikirku
end pov

Jonghun pov

Aku kesal appa dan eomma selalu memarahiku. Kuakui memang aku salah. Tapi aku memang tidak betah berada dirumah lama-lama apalagi selalu melihatnya seperti anak kecil. Aku sungguh muak. Sampai kapan appa dan eomma akan menyembunyikan kenyataan kalau Hongki sebenarnya bukan anak kandungnya. Dengan begitu kan dia sadar dan peri dari rumah ini.
end pov

Eunjun pov

Semakin hari aku pikir aku memang sungguh mencintainya. Matanya, senyumnya, ah...membuatku gila. Aku rasa aku tak bisa lama-lama menyembunyikan perasaanku ini. Ya, mungkin aku harus mengutarakan perasaanku secepatnya. Besok aku akan lakukan itu. Ah,ahongki aku tak sabar menunggu besok.
end pov

*****

Sepertinya pagi ini begitu cerah. Hongki, anak laki-laki itu mungkin akan sedikit terlambat sampai ke sekolah setelah apa yang kakaknya lakukan di tengah jalan. Jonghun menurunkan Hongki di tengah jalan dari motornya. Separtinya dewi fortuna masih berpihak pada Hongki karena tiba-tiba Jaejin mengajak Hongki  untuk ikut dengannya ke sekolah.
Sesampainya di sekolah tidak sengaja Hongki bertabrakan dengan Seunghyun dan seketika itu Seunghyun marah.
          "Ya, kau lagi. Apa kau ini tak punya mata? Kalaujalan itu pakai mata. Apa mungkin kacamatamu itu kuran tebal sehingga kau tak tahu aku didepanmu."
          "Mianhae Sunbae" ucap Hongki lirih
Tapi sepertinya permintaan Hongki ta semudah itu diterima oleh Seunghyun. Seunghyun terlanjur geram dan melayangkan tinjunya segera. Bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali Seunghyun memukul Hongki. Hongki cuma bisa pasrah karena tak berani melawan sunbae-nya itu,apalagi dengan cara keroyokan. Begitu pula dengan Jaejin, dia terlalu takut untuk terlibat bersama sahabbatnya itu. Kalau dipikir Jaejin memang terlalu egois. Hongki sudah tak bisa berbuat apa-apa bahkan kacamatnya pun sudah retak dihancurkan Seunghyun. Sayup-sayup terdengar teriakan yeoja yang dikenalnya itu.
           "Oppa,apa yang oppa lakukan? Tega sekali oppa melakukan itu." ucap Eunjun
           "Awas kau Eunjun,minggir aku bilang."
Eunjun berusaha melindungi Hongki dari pukulan Seunghyun. Akhirnya Seunghyun pun menyerah, dia tak mau menyakiti Eunjun.

Eunjun pov

Tak kuasa air mataku terus menetes melihat orang yang kucintai begitu menderita karena kelakuan oppaku. Aku terus terisak melihatnya.
            "Hongki-ah,irona.."aku terus berusaha membangunkannya.
            "Ini semua salahku Eunjun, aku tak punya keberanian untuk menolong Hongki."ucap Jaejin
            "Bukan salamu Jaejin, semua ini karena oppa. Dia memukul Hongki bukan karena kejadian tadi pagi tapi karena dia tak suka aku berhubungan dengan Hongki." balasku
Pelan-pelan Hongki mulai sadar,aku senag dia sudah membaik.
            "Hongki-ah gwaenchana? Mianhe,karena oppaku kau jadi seperti ini."
            "Ne, Eunjun gwaenchana,Hhmmm,sebaiknya kau kembali ke kelas. Gomawo sudah menemaniku."
            "Ne. Hongki-ah ada yang ingin aku bicarakan padamu. Nanti sepulang sekolah kutunggu kau di taman belakang."
Kulihat Hongki hanya mengangguk lemah. Aku pun berjalan kembali ke kelas.
end pov

Hongki pov

Aku harus bagaimana? Aku tak mungkin terus dekat dengan Eunjun. Tapi aku akui aku memang memiliki perasaan pada Eunjun. Tanpa kusadari Jaejin masih menatapku.
            "Waeyo?" tanyaku pada Jaejin yang masih tak bergeming menatapku.
            "Ani,Hongki-ah mianhe tadi ku tak bisa berbuat apa-apa sewaktu kau dipukul Seunghyun sunbae." sesalnya
            "Gwaenchana, kau kan memang selalu begitu. Iyakan?" tanyaku.
Jaejin hanya mangangguk dan lagi-lagi hanya tersenyum kecut.

******

Ring ding dong ring ding dong ding digiding digiding dingdingding
Bel pulang sekolah berbunyi Hingki pun langsung bergegas menuju ke taman belakang. Dilihatnya gadis yang selama ini ia kagumi. Dengan langkah pelan Hongki mendatangi gadis itu.
             "Akhirnya kau datang juga."ucap Eunjun
Hongki hanya tersenyum dan masih memandang gadis yang sedang memainkan jari-jarinya di kolam ikan itu.
             "Apa yang kau ingin bicarakan?"tanya Hongki
Gadis itu akhirnya menoleh manatap Hongki . Diam sejenak tapi kini ia memberanikan diri untuk mengatkan sesuatu yang selama ini ia pendam.
             "Hongki-ah,aku bingung mau mengatakan bagaimana kepadamu. Tapi mungkin langsung saja karena aku tak punya banyak waktu."
             "Kau mau mengatakan apa Eunjun?"tanya Hongki penasaran
             "Sebenarnya aku..aku cinta padamu Hongki. Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu. Selam ini aku tak mengatakannya karena memang aku belum mempunyai kebernian."
             "Aku..."
Belum selesai Hongki berkata,Eunjun sudah tahu wajah bingung Hongki.
             "Aku tak perlu jawaban mu sekarang Hongki,Hhmmm...sepertinya aku sudah harus pulangsekarang. Aku tak mau oppa menungguku terlalu lama."
Hongki masih berdiri di tempat semula,masih terkejut dengan pernyataan Eunjun.
             "Hongki-ah"panggil Eunjun lagi
Seketika Hongki menoleh.
             "Saranghae"ucap Eunjun lagi sembari meninggalkan Hongki

*****
Hongki pov

Aku begegas pulang ke rumah. Seperti biasa Jonghun hyung selalu tak pernah mau bersama dengan ku. Akupun bingung mengapa dia demikian? Ku langkahkan kakiku menuju ke halte. Masih terngat jelas pernyataan Eunjun tadi. Ternyata ia memiliki perasaan yang sama dengan ku. 'Aku juga mencintaimu Eunjun'batinku. Masih terus ku langkahkan kakiku,keringat mengalir deras dari tubuhku. Sepertinya cuaca panas sekali hari ini.
Sesampainya dirumah,aku tak melihat siapapun di dalam. Sunyi sekali. Mungkin appa masih di Rumah Sakit,eomma pergi keluar, dan hyung dia pasti akan pulang larut lagi. Tapi tebakanku salah,dia sedang tidur dikamarnya.
          "Aiish,perutku lapar sekali"gerutu ku
Tapi ku lihat tak ada satupun makanan. Sepertinya eomma tak memasak. Aku bergegas menelpon eomma.
          "Yeobseo,eomma"
          "Ah..Hongki-ah. Waeyo?" kudengar suara dari seberang
          "Eomma kemana? Apa eomma jg tak memasak hari ini?
          "Mianhe,Hongki-ah. Tadi mendadak eomma dapat kabar halmoeni sakit,jadi sekarang eomma pergi kedesa."
          "Ne,eomma arraseo. Eomma jaga halmeoni saja,aku bisa urus rumah sendiri."
Sepertnya hari ini memang aku yang harus mengurus rumah. Kalau tidak siapa lagi yang akan mengurusnya. Pekerjaan peertama yang ku lakukan adalah memasak.
Setelah selesai memasak aku bergegas membangunkan Jonghun hyung. Kuberanikan diriku untuk masuk kekamarnya. Dengan pelan ku bangunkan hyungku itu.
          "Hyung,irona,ppali-ppali."
Tapi ternyata Hyungku itu hanya bergerak sedikit dan tak segera bangun.
          "Hyung irona,ya-irona." kataku kali ini dengan nada keras agar Jonghun hyung segera bangun.
          "Ya...kau itu ...jinjja....Aiissh"ucapnya geram dan langsung memukul kepalaku.
          "Auuuwww....sakit hyung"
          "Waeyo, kau membangunkanku hah?"
          "owh itu,aku membangunkan hyung karena sepertinya hyung belum makan. Benarkan?"ucapku
          "Aku sudah memasak,ayo kita makan bersama"lanjutku
Kulihat Jonghun hyung dengan malas bangun dan mengikutiku menuju ruang makan. Dan kami makan bersama.
          "Eotteokae? Masaknku enak kan?"tanyaku
Tapi dia hanya diam saja dan kulihat dia melahap habis masakanku. Sepertinya hyung menyukai masakanku.
          "Ah kenyang"ucapnya puas
          "Ne?"tanyaku heran
          "ani"ucapnya malu sambil berlalu
Baru kali ini aku lihat dia senang padaku.




TBC

NB: bagi yang baca mohon RCL'y. . .
Don't be silent reader..ok. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar