Jumat, 10 Agustus 2012

[Fanfic] Not Easy To Be Happy Part. 2


Tittle    : Not Easy To Be  Happy
Author : Wi NurRin
Part     : 2/2
Genre  : Romance, Family
Cast    : Member FT ISLAND (Jonghun,Hongki,Jaejin,Minhwan,Seunghyun)
             And other cast

Happy Reading,,


Jonghun PoV

Setelah makan aku kembali ke kamarku. Aku pun melanjutkan acara tidurku. Selang beberapa menit setelah aku tidur,tiba-tiba seluruh badanku gatal sekali. Aku garuk dan terus kugaruk. Tapi kini aku sudah tidak tahan lagi. Akupun segera bangun dari tidurku dengan masih menggaruk.
          "Aaaarrrgghhhh...kenapa aku jadi gatal begini?"erangku
Aku melihat sebagian badanku yang ternyata sudah banyak bintik-bintik merah.
           "Eotteokae? Ah....EOMMA"teriakku
Tidak tahan dengan gatalku ini akupun terus menggaruknya. Tapi itu justru membuat kulitku luka.
Hongki berlari menuju kamarku karena dia mendengar jeritanku tadi. Kulihat dia panik.
            "Hyung...waeyo?"tanyanya
            "Molla"jawabku singkat
Tapi kemudian ku kembali teringat akan makanan yang tadi aku makan.
             "Ya,Hongki-ah,sebenarnya apa yang tadi kau masukan ke masakanmu? Kenapa ku jadi gatal-gatal begini?"
             "Aku tak masukan apapun hyung"jawabnya takut
             "Apa kau memasukan udang kedalam makanan tadi?"tanyaku lagi,yang kali ini dengan nada tinggi.
             "Owh,itu tadi aku masukan bubuk udang"jawab hongki enteng
             "Mwo?? Apa kau bilang?? Apa kau tak tahu aku alergi udang?ucapku tak percaya.
Aku benci sekali Hongki lupa kalo aku alergi udang. Kali ini aku benar-benar marah. tanpa terasa aku terus melontarkan kata-kata kasar dan umpatan terus-menerus pada Hongki. Kulihat Hongki benar-benar menyesal akan sikapnya itu,dia terus menundukan kepala tak berani menatapku.
end PoV

Setelah dimaki habis-habisan oleh Jonghun. Hongki kembali kekamar. Kini hatinya kembali sakit karena hyung yang disayanginya bersikap seperti itu. Ini bukan untuk yang pertama kalinya, Jonghun bersikap demikian. Air matanya kini kembali membasahi pipi Hongki. Dia kembali terisak. Namun beberapa menit berlalu, Hongki mulai dapat menenangkan dirinya. Dipegangnya kini sesuatu yang mengalir keluar dari hidungnya itu. Darah. Hongki kini melihat darah itu berada dijarinya, lalu diraihnya tisu yang terletak dimeja.
              "Kenapa keluar lagi?"lirihnya dengan masih berusaha membersihkannya.

*****

Setelah kejadian kemarin Jonghun semakin membenci Hongki. Dia sama sekali tak mau mendekati Hongki dan tak mau pula berurusan dengannya. Di sekolah pun demikian, Jonghun selalu bersikap acuh tak acuh pada Hongki. Hongki selalu mersa kesepian, hanya Jaejinlah sahabatnya seorang. Setelah keperegian Eunjun,gadis yang dicintainya itu pergi ke Jepang. Kini Hongki semakin tak memiliki semanat untuk melakukan apa-apa. Dia merasa menyesal kenapa tak mengutarakan isi hatinya itu pada Eunjun sedari dulu,kini dirinya sungguh menyesal. Hongki memegang kepalanya yang sedikit pusing itu. Tapi dia tahan. Hongki tak mau terlihat lemah didepan orang lain,terutama orang-orang yang dikashinya. Jaejin yang memandang sikap Hongki aneh,diapun curiga.
             "Hongki waeyo? Apa kau sakit?"tanya Jaejin khawatir
             "Gwaenchana Jaejin-ah"jawab Hongki singkat
             "Owh,begitukah? Baiklah"balasnya sambil tersenyum ke arah Hongki.
Bel pulang berbunyi,seperti biasa Hongki pulang dengan naik bus. Dalam perjalanan ke rumahnya, dia kembali terngat masa-masa kecilnya dulu.

Flasback
             "Hyung janji ya akan selalu bersamaku. Kita akan bersama-sama,ne?"
             "Ne, Hongki-ah. Hyung janji akan selalu bersamamu,akan selalu menjagamu, dan menyayangimu."
             "Yaksok?"tanya Hongki penuh harap
             "Yaksok"jawab Jonghun sambil menunjukan kelingkingnya
end Flashback

Hongki Pov

Tanpa terasa aku kembali menitihkan air mata, tapi seketika itu aku tersadar dan segera turun dari bus. Sesampainya di rumah dilihatnya hyungnya itu sedang makan sendiri.
             "Hyung sudah makan? Teganya tak menunggu ku dahulu." ucapku untuk mencairkan suasana.
Tapi hening. Tak ada satu kata pun dari Jonghun. Jonghun lalu bergegas masuk ke kamarnya.
             "Kenapa hyung selalu begitu? Tolong jangan acuhkan aku hyung."batinku
Beberapa saat Jonghun keluar dari kamarnya dengan pakaian yang rapi. Dia tak betah jika berduaan dirumah dengan Hongki maka dari itu dia selalu pergi keluar.
              "Hyung mau kemana?" tanyaku lagi berharap kali ini mendapat jawaban dari Jonghun.
Namun Jonghun langsung melenggang pergi tanpa menghiraukan Hongki.

*****
Mobil merah melaju dengan kecepatan penuh. Pemuda yang berhidung indah itu pun menyetir seperti dalam balap formula 1. Sesampainya di rumah sahabatnya dia pun turun dan menelpon Wonbin.
              "Yeobseo, Wonbin-ah. Aku sudah di depan rumahmu. Cepatlah turun,ne? Owh iya,,ajak Minan juga." kata Jonghun
              "Ne,tunggu aku."balasnya dari seberang
Setelah itu Wonbin dan adiknya pun turun untuk menemui Jonghun.
              "Ya-Jonghun. Memang kita akan pergi kemana?"tanya Wonbin
              "Sudahlah ayo kalian ikut saja. Ku juga belum tahu mau kemana,yang penting tidak kembali ke rumah"
Wonbin pun tahu maksud ucapan Jonghun dia pasti tidak mau dekat dengan Hongki. Minhwan yang sedari tadi diam saja dan mengembungkan pipinya terus pun angkat bicara.
               "Hyung,apa benar hyung dan Hongki hyung tak pernah bisa akur? Kenapa? Kurasa dari cerita Wonbin hyung yang aku dengar, Hongki hyung tak begitu buruk. Justru aku kasihan dengannya."
               "Diamlah,kau minan aku tak perlu komentarmu."jawab Jonghun galak.
Wonbin yang melihat minan pun segera mengisyaratkan untuk diam. Minan pun hanya menunduk pasrah.

*****

Semakin hari semakin membuat kesehatan Hongki makin buruk. Badannya lemah tak bertenaga, karena kanker yang bersarang ditubuhnya . Waktunya pun hanya digunakan untuk tidur. Dia harus sering meminum obat pereda sakitnya itu. Tak ada yang mengetahui kondisi Hongki itu kecuali Hongki, Dr. Kim, dan Tuhan. Dia selalu berusaha menyembunyikan keadaannya, karena dia berpikir dia bisa mengurus dirinya sendiri. Hari sudah larut tapi tetap saja hyungnya itu belum pulang, bahkan sampai appanya pulang dulu ke rumah.
              "Appa pulang"seru seseorang setengah baya
Hongki yang mendengar appanya pulang pun bangun dari tempat tidurnya. Bergegas dia menemui appanya.
              "Oh,appa sudah pulang?"tanya Hongki lemah
              "Ne"jawab Dr.Choi sekilas memandang Hongki.
Dr.Choi yang melihat raut muka anaknya pucat pun khawatir.
               "Ya-Hongki,kenapa kau pucat sekali nak?? Apa kau sakit huh?" tanyanya dengan nada cemas
               "Gwaenchana appa. Hongki cuma kecapean aja"sangkal Hongki
               "Begitukah? Ya sudah kau istirahat saja. Hmm, Jonghun mana?"
               "Belum pulang appa"
               "Aaaarrrggghhh,anak itu memang selalu saja keluyuran gak jelas" omel Dr.Choi
Detik berganti menit,menit berganti jam. Malam semakin gelap. Jonghun kembali ke rumah. Dia masuk sempoyongan, dengan pelan-pelan dia berusaha masuk kekamarnya. Belum sampai kamarnya,appanya pun memergokinya. Appanya kini benar-benar marah dibuatnya.
               "Jonghun,,kau ini benar-benar!! Smpai kapan kau akan begini terus hah? Apa kamu ini tak pernah mendengarkan appa? Dewasalah sedikit, jangan main terus. Appa sudah capai mengurus anak yang nakal seperti kamu" oceh Dr.Choi panjang lebar.
Namun mungkin Jonghun sudah kebal dengan omongan appanya. Dia justru malah nyelonong masuk. Tapi berhasil dicegah Dr. Choi.
                 "Jonghun dasar anak kurang ajar kau ini! Apaanya sedang bicara kau malah abaikan begitu saja. Sebenarnya apa maumu, Jonghun?" kali ini Dr. Choi benar-benar marah terhadap anaknya itu.
                 "Appa mau tahu kan. apa mau ku? Begitukah? Aku mau Hongki pergi dari sini. Aku tidak mau punya adik seperti dia. Dia bukan adikku" teriak Jonghun
Deggg...Dr.Choi terkejut mendengar pernyataan yang keluar dari mulut anaknya itu.
                 "Jonghun-ah,kau bicara apa?"tanya Dr.Choi tak percaya
                 "Ne,appa. Seperti yang aku bilang tadi, Hongki, Dia bukan adikku kan?"
                 "Dari mana kau tahu Jonghun?"
Tanpa diduga Hongki menengar percakapan itu. Air matanya semakin mengalir. Kepalanya kini sakit,dia terisak. Tangisnya semakin menjadi. Dr. Choi dan Jonghun yang mendengar tangisan itu langsung menemuinya. Ditatapnya Hongki yang menangis sambil menutup militnya agar tidak terdengar. Dia menangis dipojokkan kamarnya.
                 "Hongki"panggil Dr.Choi
Hongki berusaha untuk tidak menangis akan tetapi kepalanya kana semakin sakit. Darah mulai mengalir lagi dari hidungnya. Dr. Choi dan Jonghun panik dibuatnya.
                "Hongki waeyo?"tanya Dr. Choi.
Tapi Hongki tak sanggup untuk menjawabnya. Seketika itu Hongki pingsan dengan darah yang masih mengalir dari hidungnya. Dr. Choi dan Jonghun yang kaget melihat Hongki pingsan langsung menghampirinya.
                "Buka mata mu Hongki,Appa mohon"pintta Dr. Choi yang khawatir melihat Hongki pingsan. Tapi percuma saja, Hongki enggan membuka matanya.
                 "Jonghun,ayo kita bawa Hongki kerumah sakit. Appa takut terjadi sesuatu dengan Hongki"ajak Dr.Choi sembari menggendong Hongki.

*****

Dr. Choi tidak bisa tenang melihat anaknya di dalam UGD. Dia hanya bisa berdoa supaya Hongki bisa cepat baikkan. Sedangkan Jonghun dia hanya dapat menunduk lemah. Dia menyesal mengatakan hal tersebut sehingga membuat Hongki menangis dan pingsan. Beberapa menit kemudian Dr. Kim yang juga sahabatnya Dr. Choi keluar dari UGD.
                "Kondisi Hongki makin lemah itu karena kanker yang menggerogoti badannya. Sebaiknya dia dikemoterapi,itu akan lebih baik"kata Dr. Kim.
                "Kanker? Kanker apa?"
                "Jadi anda belum tahu? Hongki dia rutin menemui saya untuk periksa kondisinya. Dia itu terkena leukimia atau kanker darah. Dan sudah stadium 3."
                "Mwo?" tanya Dr. Choi tak percaya.
                "Ne,tenanglah sebaiknya Hongki mulai saja untuk menjalankan kemoterapi. Karena itu bisa untuk memperlambat sel kankernya.
                "Aku masih tak percaya,kenapa Hongki menyembunyikan semanya dariku"
                "Mungkin dia tak mau dianggap lemah. Sudahlah.. kuharap kau bersabar."ucap Dr. Kim yang disusul dengan kepergiannya.
Dr. Choi kini hanya bisa tertunduk pasrah dan menangis. Dia menyesal mengapa tak memperhatikan Hongki dengan baik. Melihat Appanya menangis Jonghun mendekat. Ditatapnya Appanya yana masih menangis itu. Jonghun berusaha menenangkannya.
                "Jonghun appa mohon,kau sayanglah pada Hongki walaupun dia bukan adik kandungmu. Appa ingin kau dan Hongki akur seperti saat kecil dulu."Dr. Choi menasehati Jonghun.
Jonghun yang mendengar pernyataan dari appanya,kemudian terisak menitihkan air matanya.
                "Ne appa. Jonghun janji."ucap Jonghun sembari memeluk appanya.

******

Keesokan harinya Hongki pun sadar. Dia perlahan membukakan matanya. Dilihatnya sekeliling ruangan itu. Hongki menatap seseorang yang tertidur disamping ranjang tempatnya berbaring. Seketika dia tahu sipa orang itu.
                "Appa" panggilnya pelan.
Appanya yang mendengar panggilan langsung bangun.
               "Kau sudah sadar nak?"
               "Hu'um"
Dr. Choi yang melihat anaknya terbaring lemah itu berusaha menahan air mata agar tidak menangis. Dia berusaha tersenyum pada Hongki.
               "Hongki,kenapa tidak mengatakan pada Appa kalau Hongki sakit?"tanya Appanya perlahan
               "Appa kenapa juga tak mengatakan pada ku selama ini kalau aku bukan anak kandung appa" Hongki menangis
               "Mianhe Hongki, appa tak bermaksud untu tidak memberitahumu. Hanya saja appa menunggu waktu yang tepat."
               "Arraseo appa. Tapi Hongki mau tahu yang sebenarnya tentang asal usul Hongki"pinta Hongki tulus
Dr. Choi pun mulai bercerita mengenai ibu Hongki. Sembari mendengarkan ceritanya. Tak kuasa Hongki untuk menhan air matanya. Kini ia mulai menangis dan terisak. Disela tangisannya Hongki pun bertanya.
               "Lalu siapa appa Hongki yang sebenarnya?"tanya Hongki penasaran
               "Kalau itu appa tak tahu Hongki. Mianhe" sesal Dr. Choi
Tiba-tiba bunyi suara yang berasal dari pintu pun terdengar. Pintu yang terbuka diikuti dengan suara kaki seseorang,ia adalah Jonghun.
                "Annyeong"sapa Jonghun dengan senyum manisnya.
Tak biasanya Jonghun bersikap manis seperti itu pada Hongki.
                "Oh Jonghun-ah kau sudah datang, kemarilah!" pinta appanya
Jonghun pun segera mendekatkan dirinya
                "Nah Hongki sekarang biar Jonghun yang menjagamu, appa sudah harus bwekerja"
                "Ne appa,"lanjut Hongki diikuti dengan langkah Dr. Choi yang berjalan keluar.
Hening. Jonghun dan Hongki tak ada yang memulai pembicaraan. Satu samalain bingung harus memulainya dari mana. Karena memang merka berdua jarang berkomunikasi. Kemudian Jonghun memberanikan diri untuk memulainya.
                 "Mian"satu kata yang keluar dari mulut Jonghun
Hongki hanya bisa mengerutkan dahi menatapnya heran ke arah hyungnya itu.
                 "Mian,karena selama ini aku bersiakap kasar padamu. Mian juga karena aku tak memberi tahumu yang sesungguhnya"lanjut Jonghun
                 "Jadi selama ini hyung bersikap seperti itu karena sebenarnya hyung tahu kalau aku bukan adik kandung hyung ?" ucap Hongki lirih
                 "Ne, jeongmal mianhe Hongki"ucap Jonghun denag mata yang berkaca-kaca. Melihat permintaan maaf Jonghun, Hongki pun luluh
                 "Gwaenchana hyung."balas Hongki dengan menyunggingkan senyum manisnya

*****

Hari demi hari Jonghun kini mulai berubah sikapnya jauh lebih baik. Kebencian yang ada pada dirinya sedikit demi sedikit mulai sirna. Kini tergantikan oleh rasa penuh kasih sayang pada Hongki. Hingga suatu hari Hongki pergi meninggalkannya. Bukan hanya dirinya tapi  jiga orang-orang yang Hongki kasihi. Jonghun berat melepas kepergian Hongki. Seenjak acara pemakamannya ia tak kunjung berhenti menangis bahkan kini mata Jonghun pun menjadi bengkak.
                  "Kenapa kau pergi begitu cepat Hongki? Padahal aku belum menebus atas segala kesalahan yang aku perbuat padamu" sesal Jonghun dalam hati. Jonghun kembali teringat akan detik-detik menjelang kepergiannya.

Flashback

                "Hyung aku sayang sama hyung,appa,eomma terima kasih karena selama ini kalian telah menyayangi Hongki seperti anak kandung kalian sendiri." Hongki pun mulai menangis
Bukan hanya Hongki tapi seluruh orang yang berda di ruangan itu tak terkecuali dokter yang selama ini merwatnya.
                "Maaf,kalau Hongki harus meninggalkan kalian. Hongki sufdah tak kuat lagi. Kemoterapi ini malah akan membuat Hongki semakin sakit. Kallau Hongki pergi, tolong jangan tangisi Hongki, aku mau kalian memberikan senyuman padaku,ne?"ucap Hongki dengan terbat-bata dan lirih.
                 "Ne Hongki kami janji"ucap appa yang kemudian diikuti anggukan Jonghun dan eommanya.
                 "Aku cinta kalian semua" kata Hongki untuk terakhir kalinya diiringi dengan mata yang mulai menutup.

end flashback
 Teringat akan janjinya pada Hongki kini Jonghun kembali tegar dan ceria. Dia tak mau membuat Hongki sedih di surga. Seminggu setelah kematian Hongki, Jonghun pun kembali beraktifitas dengan semangat. Hari-hari dia jalani dengan baik. Namun sesekali masih terngiang jelas tentang sosok Hongki.

*****

                  "Apa? Kau sudah temukan anak itu?" tanya seorang pria paruh baya
                  "Saya sudah daopatkan informasi itu Presdir. Ini data-datanya" balas seseorang yang ditugaskan Presdir Hyunsuk.
Tiba-tiba 2 orang anaknya tanpa diduga datang mengunjungi perusahaannya. Wonbin dan Minhwan segera masuk dan memanggil.
                  "Appa kami datang. Kejutan"seru Minhwan
                 "Owh,kalian. Appa senang kalian datang. Tn. Jung, Anda boleh keluar sekarang, Gomapta."diikuti oleh bungkukan hormat Tn. Jung yang kemudian meninggalkan ruangan.
                 "Appa pulang kekorea, kenapa tak memberi tahu kami? Untung saja tadi kami lihat sekretaris Jung,jadi mungkin appa juga ikut pulang." ucap Wonbin memasan muka cemberutnya.
                  "Mianhe,sayang. Uh..anak-anak appa ini sudah besar dan tampan yah?" serunya sembari memeluk Wonbin dan Minhwan
                  "Appa baru tahu ya,kalau Minan itu memang tampan"ucap Minhwan plos diikuti tawa ketiganya.
                  "Appa,itu apa? tanya Wonbin penasaran sambil menunjuk map yang diletakkan diatas meja. Lalu Presdir Oh Hyun Suk itu pun menjelaskan pada Wonbin dan Minhwan bahwa anaknya yang satunya telah diketemukan. Wonbin dan Minhwan terlihat senang mendengar pernyataan dari appanya itu mengenai saudaranya yang telah ditemukan dan akan kembali.
                  "Wonbin, Minan, kalian mau ikut appa bertemu dengan saudara kalian?" ajak appanya
                  "Tentu saja kami mau ikut appa." balas Wonbin diikuti dengan anggukan Minhwan.

*****

Malam harinya Tn. HyunSuk bersama kedua anaknya Wonbin dan Minhwan hanya bisa terpaku bingung. Kaerna rumah yang mereka datangi adalah rumah sahabatnya, Jonghun.
                  "Lho appa ini kan rumahnya Jonghun, jadi yang appa maksuk saudara kami itu...."
belum selesai Wonbin berkta appanya menyela
                  "Sudah ayo masuk dulu" lanjut Tn. HyunSuk
Setelah mereka bertemu dan berbincang  panjang lebar. Tak kuasa Tn. HyunSuk menangis. Minhwan yang melihat appanya dan mendengar semua perbincangan pun akhirnya ikut menangis. Sedangkan Wonbin dia hanya dapat terduduk lemas dan muram. Tak beda dengan Wonbin, Jonghun pun sedih dan hanya dapat menundukan kepalanya. Appa dan eomma Jonghun kini menjadi sedih karena akhirnya tahu yang sebenarnya disaat Hongki telah meninggalkan mereka semua. Lalu Tn. HyunSuk memulai pembicaraan lagi setelah beberapa menit dalam kondisi hening.
                   "Jadi anakku telah pergi untuk selamanya? Bahkan akupun belum pernah melihatnya sedari dia lahir ke dunia." sesalnya.
Jonghun eomma mulai berdiri dan mengambil foto Hongki yang ditaruh diatasnya meja. Foto itu diperlihatkannya pada Tn. HyunSuk. Tn. HyunSuk menerimanya dan melihatnya sembari terus menangis.
                    "Mianhe anakku. Andai saja malam itu aku tak mengusir ibumu, mungkin appa akan membesarkanmu seperti Wonbin dan Minhwan."sesalnya lagi dengan terus memandangi foto anak yang ditinggalkannya.

*****

Esok paginya Tn. HyunSuk bersama dengan istri dan anaknya, Wonbin dan Minhwan mengunjungi makam Hongki.
                    "Semoga kau bahagia disurga anakku bersama dengan ibumu." ucap Tn. HyunSuk penuh harap.


END



Gimana endingnya?? Maksa bgt yakkk....

RCL plizzz..Don't be silent reader. ok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar