Jumat, 10 Agustus 2012

[Fanfic] Chagi Saranghae-Oneshot


Tittle: Chagi,, Saranghae
Author: Wi NurRin
Length: Oneshot
Genre: Romance
Cast: Choi Rara, Lee Taemin

Author PoV

Brukkkkk..
Seseorang jatuh tersungkur ke tanah. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka. Perlahan dia mulai bangun. Dibukanya matanya yang lebam itu,samar-samar ditatapnya empat orang yang memukulinya. Empat anak pembuat masalah di sekolah, empat anak yang tak suka keberadaan dirinya disekolah ini. Lee Taemin,ya dia anak yang selalu dijadikan mainan oleh keempat anak nakal itu. Anak yang selalu dipandang lemah oleh anak-anak lain. Tapi tidak semua anak bersikap demikian.
“Taemin”
Taemin yang merasa dipanggil seketika menoleh kearah teriakan itu.
“Ommo~,gwaenchana,huh?”
Ya, Rara gadis yang selalu peduli dan perhatian dengan Taemin. Seorang gadis yang kuat dan tak pernah putus asa.
“Kalian..apa yang kalian lakukan pada sahabatku?”
Joon dan ketiga temannya hanya tersenyum liicik.
“Kalau kalian berani melakukannya lagi. Awas kalian! Aku tak segan-segan memberimu pelajaran” tegas Rara
“Kau ini perempuan,bisa apa kau?” ucap Joon dengan nada meremehkan.
Tanpa memperdulikan perkataan Joon, Rara membantu Taemin bangun dan meninggalkan anak nakal itu.
“Ya~kau. Aku belum selesai bicara, kau pergi begitu saja. Aiisshh” Joon geram.
Lalu joon dan genknya itu pun pergi dengan kesal.

End Author Pov
*****
R ara PoV

Aku membawa Taemin ke ruang kesehatan dahulu. Melihat lukanya itu, aku sungguh kasihan.
“Taemin, mengapa kau begitu tak berdaya seperti itu” batinku saat melihat Taemin meringis kesakitan.
“Auuwww..ya~Rara~ah” teriak Taemin kesakitan karena lukanya aku tekan
“Ommo~mianhae Taemin, aku tak sengaja “
“Kenapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan?” tanya Taemin penasaran
“Ah ani ani,gwaenchana”
“Gomawo, Rara~ah. Kau menolongku lagi”
“Kenapa kau berkata begitu? Sudahlah namanya juga sahabat pasti harus saling menolong.”
Selesai mengobati luka Taemin, kami pulang bersama. Karena memang rumah kami searah. Di halte, kami menunggu bis . Entah apa yang aku pikirkan. Aku merasa memiliki perasaan lain pada Taemin. Perasaan yang bukan hanya sahabat. Tapi perasaan seorang wanita.
“Ya~Rara~ah kau melamun lagi. Ayo kita naik, nanti keburu bisnya jalan” ucapan Taemin lagi-lagi menyadarkanku.
“Ahh,ne”
Kami pun naik bis dan duduk bersebelahan.
“Taemin”
Taemin pun mengalihkan pandangannya yang semula melihat keluar, dia menatap ku sejenak. Tatapan yang begitu damai.
“Kau..aku tak suka kau begitu lemah dihadapan orang lain. Aku tak suka melihat kau selalu dipukuli oleh Joon dan genknya. Apa kau tak bisa melawan?”
“Ahh, aku memang pabbo Rara~ah. Aku tak sanggup berbuat apa-apa. Ketika mereka melakukan itu padaku”
“Ne, kau memang pabbo. Jeongmal pabbo-ya. Kau tahu? Aku benci orang pabbo dan orang lemah. Aku benci!!” kataku kesal.
Kulihat Taemin menunduk dan pipinya basah. Dia menangis. Air matanya mengalir membasahi pipi mulusnya. Aku sungguh tak tega melihatnya seperti ini.
“Mianhe Taemin~ah. Aku kelepasan bicara”
Taemin masih menangis, tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya yang mungil itu.
“Gwaenchana Rara~ah, apa yang kau katakan memang tak salah”
Aku menepuk pelan bahu Taemin mencoba untuk menenangkannya. Perlahan ku hapus air mata dari pipinya itu.
“Jeongmal mianhae Taemin~ah”
Tiba-tiba Taemin memegang tanganku yang berada di pipinya itu, dia turunkan tanganku. Lalu dia menatapku agak lama. Kulihat dia mulai tersenyum.
“Gwaenchana” ucapnya sembari terus tersenyum manis yang menandakan dia memang sudah baikkan. Kini tangisnya berubah menjadi senyuman manis.
“Tetaplah tersenyum Taemin~ah” batinku dengan membalas tatapan Taemin.
*****

Seperti pagi biasa matahari kini bersinar terang. Pagi yang indah. Aku segera turun ke bawah bersiap untuk sarapan bersama keluargaku. Aku sangat bersyukur mempunyai keluarga yang begitu hangat dan peduli satu sama lain.
“Pagi eomma, appa”
“Pagi sayang. Ceria sekali kamu pagi ini” ucap eomma.
“Harus ceria eomma” balasku yang lalu kulahap roti di depanku.
setelah selesai sarapan, aku bergegas berangkat ke sekolah. Tapi sebelum itu aku ke rumah Taemin. Sesampainya di depan rumah Taemin ku tatap sebentar rumahnya. Rumahnya itu tampak sepi. Ku pencet bel rumahnya.
“Siapa?” terdengar suara halmeoni Taemin
“Ini Rara, apa Taemin ada?”
“Owh Rara~ah. Taemin sudah berangkat pagi tadi.”
“Begitukah? Kalau begitu saya berangkat dulu halmeoni. Gamsahamnida”
“Kyaaaaa,,tega sekali Taemin tidak menunggu ku”gerutuku dalam hati.
*****

Sesampainya di sekolah, aku lalu beranjak menuju ke kelasku. Kulihat Taemin yang sedang duduk di bangku dekat jendela. Aku segera menghampirinya.
“Taemin~ah” aku memanggil Taemin yang sedang asik memandang keluar jendela .
“Ahh. Rara~ah,anyeong” sapanya
“Kenapa kau tadi tidak menunggu ku,huh?” tanyaku kesal
“Ahh,ne, mianhe. Hanya saja tadi aku ingin berangkat pagi.”
“Hmm,ne gwaenchana” jawabku singkat
Kemudian aku beranjak ke tempat dudukku yang terletak didepan. Aku duduk dengan masih sesekali menatap Taemin.
“Taemin, kanap kau begitu manis” batinku yang masih tetap memandang Taemin. Tanpa kusadari tiba-tiba Taemin balas menatapku.
“Ommo~” segera ku alihkan pandanganku ke obyek lain. Tanpa kusadari kini mukaku bersemu merah karena malu. Tapi aku masih penasaran, kubalik menatap Taemin lagi, kuharap kali ini dia tidak balas menatapku. Tapi ternyata ku salah, karena Taemin masih tetap menatapku sambil tersenyum aneh. Mungkin dalam hatinya dia ingin sekali tertawa melihatku yang salah tingkah karena ditatapnya. Tanpa kusadari bel pelajaran dimulai dan tak lama kemudian choi sonsaengnim pun masuk kelas. Hal itupun menyadarkanku yang sedari tadi bergelut dalam lamunan.
*****

“Rara~ah” suara orang yang kukenal memanggilku. Ya itu suara Taemin. Seketika aku menoleh sembari tersenyum manis. Ku lihat dia juga balas tersenyum padaku dan dia langsung menghampiriku.
“Ada apa?” tanyaku
“Ahh, sebagai permintaan maafku, maukah kau jalan denganku” ajak Taemin, kulihat dia memohon padaku.
“Baiklah, kalau begitu. Ku tak tahan lihat wajahmu yang memelas itu” kataku dengan diikuti tawa.
“Mwo? Ya~ kau!!” ucapnya kesal yang lalu mengikutiku dari belakang.
“Mau kemana kita?”
“Owh, gimana kalau kita ke taman hiburan saja” tawarnya
“Ahh, ani. Itu terlalu ke kanak-kanakan”
“Kalau begitu kita ke pantai saja, eottae?”
“Ya, ide bagus. Baiklah kalau begitu kita ke pantai. Tapi sebelum itu kita makan dulu ne? aku sudah lapar” pintaku memelas.
“Baiklah”
Lalu kami pun bergegas ke rumah makan. Ternyata dia juga memesan menu yang sama denganku.
Setelah selesai makan kami pun melanjutkan acara kami ke pantai. Senangnya hari ini aku sudah lama tak pergi ke pantai. Apalagi ada Taemin di dekatku. Rasanya aku tak mau hari ini cepat berlalu.
“Rara~ah” dia memanggilku lagi, entah kenapa rasanya jantungku berdebar kencang setiap kali dia memanggilku. Tanpa menjawab panggilannya aku menoleh.
“Aku mau menyatakan sesuatu padamu” katanya gugup.
Melihatnya begitu rasanya aku sungguh ingin tertawa, tapi aku tahan karena sepertinya dia sedang serius ingin bicara denganku.
“Mwoya?” tanyaku penasaran
“Rara~ah, saranghae”
Deg.. rasanya jantungku benar-benar akan lepas. Entah kenapa tiba-tiba kakiku ini jadi lemas. Badanku sepertinya akan ambruk. Aku masih diam. Aku masih menenangkan diriku. Bingung apa yang harus aku katakan padanya. Aku masih berpikir dan merangkai kata-kata unutuk membalas pernyataannya.
“Rara~ah gwaenchana?” tanyanya mengagetkanku
“Ommo. Ya kau. Aisshh”
“Ya~gwaenchana?” katanya khawatir karena melihatku
“Ne gwaenchana, mmmm, Taemin~ah, nado saranghae” balasku dengan tersenyum
“Jincha?”
Aku hanya mengangguk.
“yeahhh” ucapnya girang. Kulihat dia berlarian senang karena cintanya aku terima.
Tiba-tiba dia mendekatiku dan memelukku erat. Aku bahagia sekali, baru kali ini ada namja yang memelukku dengan begitu hangat. Kurasakan dia memang tulus mencintaiku. Bagaimana aku dapat berpikir demikian? Itu karena aku sudah mengenalnya selama empat tahun. Aku pun membalas pelukkan Taemin. Setelah kami berpelukkan cukup lama. Taemin melepaskan pelukkannya . tangannya mulai menelusuri pipiku, aku menatap mata Taemin yang begitu tenang itu. Bibirnya mulai mendekati bibirku hingga bibir kami saling bertemu. Cukup satu kecupan lembut itu mampu membuat tubuhku serasa terbang melayang. Tanpa kami sadari, hari sudah mulai gelap. Kami pun pulang bersama dan sepanjang jalan kami saling bergandengan tangan.
*****

Sejak hari itu hubungan kami pun selalu berkembang. Dan setiap hari aku selalu mendengar kata Chagi, Saranghae dari mulut manis Taemin. Aku bahkan berpikir apa tak ada kata lainnya. Tapi walau begitu, aku sungguh sangat mencintai pacarku itu.
“Chagi-ya”
Aku pun mencari asal suara itu. Taemin menyodorkanku es krim coklat kesukaanku.
“ untukmu” katanya singkat sembari tersenyum.
Aku lalu menerimanya dengan tersenyum.
“Gomawo chagi”
Masih dengan senyumnya dia lalu mengangguk.
“Hari ini kita jalan kemana?” tanyaku
“Terserahmu mau kemana aku akan selalu menemanimu” katanya begitu manis
“jeongmal?”
“keudae, kalau begitu ayo kita ke taman hiburan, aku sedang ingin main sekarang” kataku mantap.
“Choa, kaja kita ke taman hiburan” ucapnya setuju dengan langsung menggandeng tanganku.
Sesampainya di taman hiburan, kami selalu mencoba wahana-wahan yang baru. Aku benar-benar senang dan menikmatinya. Hampir semua wahana telah kami coba. Dan wahana yang terakhir kami mainkan adalah bianglala.
“Taemin~ah ini wahan terakhir yang belum kita coba. Ayo kita naik” pintaku
“baiklah, chagiya”
Lalu kami pun menaiki bianglala itu. Tepat saat kami berada di atas tiba-tiba mesinnya berhenti. Aku pun panic setengah mati.
“Chagi. Ya~! Kenapa berhenti. Ommo~” ucapku panik
“eotteokhe?” lanjutku
Tiba-tiba Taemin memelukku dan menenangkanku.
“Gwaenchana. Ada aku disini” ucapnya yang berusaha meyakinkanku.
Lalu Taemin melepaskan pelukkannya, tanpa terduga Taemin kini meraih daguku. Di paksanya mataku untuk melihat matanya yang indah itu. Hingga saat jarak kami semakin dekat dan hanya terpaut beberapa senti. Kini bibirnya telah menempel sempurna dibibirku. Kurasakan aromanya yang berbau mint itu membuatku semakin menikmatinya. Perlahan tapi pasti kini ldahnya memasuki rongga mulutku, kubiarkan lidahnya bermain dengan lidahku. Tak lama kami pun menyudahi ciuman itu.
“Eotteokhe?” sekarang sudah baikkan?” tanyanya
aku pun hanya bias mengangguk dan tersipu malu. Melihat rona mukaku yang merah, Taemin hanya tersenyum kecil. Dipegangnya kini telapak tanganku. lagi-lagi aku hanya tersipu malu sembari tersenyum melihat perlakuannya kepadaku. Tak berapa lama bianglala pun kembali berputar. Dan setelah berhenti kami bergegas turun.
“Fiuhh,akhirnya kita turun juga. Aku sungguh cemas tadi saat diatas sana dan mesinnya berhenti” ucapku berlega hati.
“kau tahu?” kata Taemin sambil melirik kearahku
“Mwoya?”
“tadi aku sengaja bilang pada petugasnya untuk memberhentikan mesin bianglala itu sementara. Itu ku lakukan agar aku dapat sejenak menciummu di atas sana. Eotte?”
“mwo? Kau sengaja lakukan itu? Kau tahu, aku hamper mati ketakutan, bagaimana jika tiba-tiba kita jatuh dari atas”
kyaaaa, tapi itu tidak terjadi kan? Sudahlah jangan marah begitu,hem?” katanya dengan lagi-lagi tersenyum
“ne, baiklah. Tapi kau sungguh sangat romantic. Nan neomu neomu choa, saranghae Taemin~ah”
“Nado saranghae chagi”
lagi-lagi kata itu yang keluar dari mulut Taemin. Tapi ku akui aku senang mendengarnya berkata itu.
“SARANGHAE CHAGI” sungguh kata yang manis.

End Rara PoV

_END_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar